Pasar otomotif Indonesia diprediksi bakal terus berkembang. Terlebih dengan kehadiran kendaraan elektrifikasi. Bukan cuma pasar domestik, pasar ekspor juga diyakini meningkat dengan kehadiran kendaraan ramah lingkungan itu.
Toyota, salah satu produsen yang memproduksi kendaraan ramah lingkungan, bahkan memiliki keyakinan bahwa mobil elektrifikasi ‘buatan’ Indonesia akan makin laris di mancanegara.
“Sekarang ini 20% ya untuk ekspor elektrifikasi (mobil elektrifikasi Toyota yang diproduksi TMMIN), namun nanti kita akan terus tingkatkan ya. Karena memang di negara-negara tujuan juga mulai meminta (mobil elektrifikasi Toyota buatan TMMIN). Termasuk di wilayah Timur Tengah juga udah mulai minta untuk yang hybrid,” ujar Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto.
Nandi menambahkan untuk tahun ini sudah ada ratusan ribu unit mobil Toyota buatan Indonesia yang di ekspor ke berbagai negara di dunia.
“Elektrifikasi yang kita ekspor baru Zenix dan Yaris Cross Hybrid,” Nandi menambahkan.
Di lain sisi produksi mobil Toyota di Indonesia tengah mengalami kendala yang membuat permintaan menurun. Vice President Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, mengatakan bahwa, penurunan produksi mobil juga dialami oleh industri otomotif secara global.
“(2023) masih tersisa satu bulan lagi. Masalahnya, hampir di seluruh dunia itu, mengalami pelemahan permintaan, termasuk otomotif. Di bulan Oktober itu minus 6 persen. Tidak hanya sektor otomotif, sektor lain seperti properti juga mengalami pelemahan permintaan. Ini juga yang menjadi penyebab kinerja otomotif di 2023,” kata Bob.
Khusus untuk Indonesia, faktor lain yang bisa menyebabkan pelemahan permintaan mobil baru adalah faktor penyelenggaraan pesta demokrasi yang akan dilangsungkan di tahun depan.
“Kemudian di 2024 kita juga menghadapi tahun politik, sehingga investasinya juga masih wait and see (melihat dan menunggu). Jadi memang ada bargaining, baik secara makro maupun demand. Walau kita masih ada di zona positif ya. Artinya, PMI masih di atas 50 walaupun menurun, index kepercayaan konsumen juga masih 120 something walaupun angkanya menurun, straight balance juga masih positif walaupun menurun year on year-nya menurun. Jadi kita masih di zona positif, walaupun trennya menurun,” sambung Bob.
“Kemudian faktor likuiditas, juga kita harus lihat, karena ada kecenderungan menaikkan suku bunga, kita tunggu sampai akhir tahun ini apakah US FED itu akan menaikkan lagi atau keep. Jadi memang faktor eksternalnya seperti itu, dalam negerinya juga terpengaruh,” katanya lagi.
Sementara untuk ekspor, ada kendala pada ketersediaan chip semikonduktor.
“Target awal kita sebenarnya naik 5 persen (untuk ekspor). Tapi kita juga terkendala dengan semikonduktor, misalnya kendaraan hybrid yang membutuhkan semikonduktor, itu supply chain-nya juga terbatas. Sampai sekarang masih ada kendala itu, tapi untuk model-model tertentu,” tukasnya.